Laporan Praktikum Dasar Dasar Agronomi DDA Dasgron Komoditi Padi

KATA PENGANTAR     

            Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan akhir mata kuliah Dasar Dasar Agronomi kami yang berjudul “Budidaya Tanaman Kacang Kedelai. Pada makalah ini kami banyak mengambil dari berbagai sumber dan refrensi dan pengarahan dari berbagai pihak . Oleh sebab itu, dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih sebesar-sebesarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Penyusunan menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini sangat jauh dari sempurna, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna kesempurnaan laporan ini.
Akhir kata penyusun mengucapkan terima kasih dan semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk semua pihak yang membaca…
           




Bengkulu, 21 Mei 2018






Bima Asmara
Npm.E1J017141






BAB IPENDAHULUAN

Padi adalah tumbuhan yang menghasilkan beras yang sangat dibutuhkan oleh seluruh penduduk Indonesia.terutama sebagai bahan makanan yang mengandung karbohidrat. Selain tanaman padi gandum juga sumber karbohidrat yang dapat dijadikan makanan pokok.Selain itu Produksi padi dunia menempati urutan ketiga dari semua serealia, setelah jagung dan gandum. Namun demikian, padi merupakan sumber karbohidrat utama bagi mayoritas penduduk dunia.Salah satu padi yang tidak asing lagi adalah padi gogo.Di beberapa daerah tadah hujan orang mengembangkan padi gogo, suatu tipe padi lahan kering yang relatif toleran tanpa penggenangan seperti di sawah. Di Lombok dikembangkan sistem padi gogo rancah, yang memberikan penggenangan dalam selang waktu tertentu sehingga hasil padi meningkat, selain itu juga ada padi rawa,ketan,wangi,da padi pera.
Padi  merupakan tanaman semusim dengan empat fase pertumbuhan, yaitu fase vegetatif cepat, vegetatif lambat, reproduktif dan pemasakan. Secara garis besar tanaman padi ini terbagi dalam dua bagian yaitu bagian generatif dan vegetatif. Fase pertumbuhan padi terdiri dari pertumbuhan vegetatif dan generatif, pertumbuhan pada fase vegetatif terdiri dari tahap perkecambahan benih sampai muncul bibit, tahap bibit dan tahap pembentukan anakan, sedangkan tahap perkembangan generatif terdiri dari tahap pemanjangan batang, tahap inisiasi malai, perkembangan malai, tahap pembungaan dan tahap pemasakan benih. Tanaman padi di kelompokan menjadi dua bagian yaitu vegetatif dan generatif. Bagian vegetatif terdiri dari : akar, batang, dan daun. Sedangkan bagian generatif terdiri dari : malai, bunga, dan buah.
Bahan makanan pokok di Indonesia sebagian penduduknya adalah beras.Selain itu, dibandingkan bahan makanan pokok lainnya, seperti jagung sagu dan ubiu-bian, padi mempunyai kelebihan lain, misalnya produktivitasnya tinggi, dan tahan lama dalam penyimpanannya.Budidaya padi ini sangat penting. Pemerintah terus mengadakan percobaan untuk menemukan padi jenis unggul, sehingga produksinya terus meningkat dan agar tidak terjadi lagi impor beras dengan Negara lain. Pemerintah juga memperkenalkan padi jenis unggul ini kepada para petani melalui penyuluhan-penyuluhan dengan petani.Padi di sumatera utara saat ini semakin ditinggalkan petani bahkan secara perlahan dan pasti. Padi lokal yang bermutu tinggi sudah tidak bias ditemui lagi. Bahkan 1 varietas unggul padi lokal sumatera utara sudah oleh menteri pertanian sebagai milik sumatera barat. Penyebab menghilangnya padi lokal dikarenakan  petani sudah banyak yang enggan menanamnya lantaran faktor usia panen yang lebih lama dibandingkan dengan padi yang banyak beredar dipasaran.

1.2 Tujuan

Mengetahui teknik budidaya tanaman padi mulai awal persiapan lahan hingga panen.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

                Sumber daya lahan merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan keberhasilan suatu sistem usaha pertanian, karena hampir semua usaha pertanian berbasis pada sumber daya lahan. Lahan adalah suatu wilayah daratan dengan ciri mencakup semua watak yang melekat pada atmosfer, tanah, geologi, timbulan, hidrologi dan populasi tumbuhan dan hewan, baik yang bersifat mantap maupun yang bersifat mendaur, serta kegiatan manusia di atasnya. Jadi, lahan mempunyai ciri alami dan budaya (Alfons, 2010)
Padi gogo adalah budidaya padi di lahan kering. Lahan kering yang digunakan untuk tanaman padi gogo rata-rata lahan marjinal yang kurang sesuai untuk tanaman. Tanaman padi gogo membutuhkan curah hujan lebih dari 200 mm per bulan selama tidak kurang dari tiga bulan (Hantoro,2007).
Persentase tumbuh padi gogo lebih kecil dibandingkan dengan padi sawah, sehingga benih yang dibutuhkan lebih banyak. Benih padi gogo tidak perlu disemai. Penanaman padi gogo dilakukan dengan jarak tanam 20 cm x 20 cm. Masalah dalam pertanaman padi gogo diantaranya kerebahan. Selain itu terdapat fase7fase kritis padi, yaitu pada fase awal pertumbuhan,primordia bunga hingga munculnya bunga, dan pengisian biji. Jika terjadi kekeringan pada fase tersebut akan menurunkan hasil dan meningkatkan persentase gabah hampa (Hantoro,2007).
Jarak tanam dan pola tanam adalah salah satu yang penting dalam penanaman supaya tanaman yang ditanam dapat tumbuh dengan baik dan menghasilkan hasil yang memuaskan. Rencana penanaman hendaknya diiringi pula dengan rencana pemeliharaan sehingga bibit yang ditanam tumbuh dengan baik untuk jangka waktu yang cukup lama (Pahan, I.2010).
Mutu benih meliputi mutu fisik yang ditunjukkan dengan adanya benih murni(masih utuh atau pecah hamper lebih dari 50%).Mutu genetic ditunjukkan dengan adanya campuran varietas lain atau tidak.Mutu fisiologi ditunjukkan dengan nilai kadar air dan daya tumbuh(sesuai dengan standar benih bermutu).Mutu patologi ditunjukkan dengan kesehatan benih (Nurussintani dkk.,2013).
Kualitas benih yang baik memiliki daya tumbuh dan indeks vigor yang tinggi.Indeks vigor merupakan keserampakan benih dalam berkecambah.Indeks vigor yang tinggi dapat diperoleh dengan cara menjaga kondisi lingkungan saat penyimpanan.Perkecambahan dan pertumbuhan embrio merupakan proses penting pada tanaman untuk pertanian dan ekosistem alami(Morla et al.,2011)
Perhitungan daya tumbuh dilakukan dengan menghitung jumlah tanaman yang tumbuh dengan jumlah benih di kali 100% Penyulaman dilakukan sampai dengan umur tanaman 2 minggu. Tanaman yang sudah terlalu tua apabila masih terus disulam mengakibatkan pertumbuhan tidak seragam, akan berpengaruh terhadap pemanenan.(Siregar dan Utami, 2009).
Daya berkecambah benih adalah tolok ukur bagi kemampuan benih untuk tumbuh normal. Uji daya kecambah dilakukan untuk mengetahui potensi benih yang dapat berkecambahdari suatu kelompok atau satuan berat benih (Mulyana dan Asmarahman, 2012).
Pada dasarnya penjarangan adalah suatu upaya pemeliharaan yang dilakukan manusia pada tegakan pohon dalam suatu areal hutan. Tujuannya menciptakan keseimbangan antara kepentingan biologi dari pohon dan kepentingan ekonomi untuk memperoleh hasil yang maksimal di kemudian hari. Dalam silvikultur ada beberapa konsep dasar tentang penjarangan yang diungkapkan dalam beberapa pustaka sebagai berikut (Teguh Yuwono, S. Hut, 2008)
Tujuan pelaksanaan penjarangan adalah untuk memacu pertumbuhan dan meningkatkan kualitas dan kuantitas tegakan agar diperoleh tegakan hutan dengan massa kayu dan alitas kayu yang tinggi sehingga dapat memberikan penghasila yang tinggi selama daur. Jadi pada dasarnya tujuan kegiatan ini untuk memberikan ruang tumbuh yang lebih baik bagi individu-individu terpilih dan menghilangkan individu yang cacat atau tidak terpilih (Taufikkurahman, A. S, Hut. 2010. )
Pengamatan vegetative  tanaman dilakukan pada tanaman yang telah ditanam dengan memperhatikan kondisi pertumbuhan dan perkembangan dari tanaman tersebut.pertumbuhannya mulai dari ketinggian tanaman,jumlah daun,dan pengaruh gulma yang ada disekitar tanaman (Adinugraha, H. A., et al. 2007)
             Pemupukan susulan adalah pemupukan kedua dan ketiga setelah pemupukan pertama pada tanaman yang ditanam. Keberhasilan dalam mengendalikan hama dan penyakit tanaman jagung akan meningkatkan produsi. Hama yang sering menyerang tanaman padi adalah lalat bibit,lundi/uret,ulat pemotong,dan penggerek tongkol. Beberapa  penyaki yang sering ditemukan menyerang tanaman padi adalah penyakit bulai (downy mildew ), penyakit bercak daun (leaf blight),penyakit karat (rust),penyakit gosong bengkak(corn smut/boil smut),dan  penyakit busuk tongkol dan busuk biji (Ahira, anne, 2010).
Pengendalian hama penyakit dimaksukkan agar kesehatan tanaman dapat terjaga sehingga tanaman dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Pengendalian hama maupun penyakit dengan menggunakan pestisida sebaiknya dilakukan dengan bijaksana, karena bahan kimia ini selain membunuhhama tetapi juga sekaligus membunuh predatornya juga.  Jadikanlah pestisida sebagai  pilihan  yang mempunyai spektrum sempit,( Pracaya, 2009).
Hasil panen padi gogo tidak semua berupa biji tua atau matang fisiologis, tergantung dari tujuan panen. Setiap tanaman pasti akan mengalami panen dan pasca panen. Penanganan panen dan pasca panen memiliki peranan penting dalam peningkatan jumlah produksi padi melalui penurunan hasil dan peningkatan kualitas dan kuantitas hasil. Panen merupakan kegiatan akhir dari budidaya tanaman atau bercocok tanam, namun panen juga merupakan kegiatan awal dari kegiatan pasca panen, dimana dalam kegiatan ini kita melakukan persiapan pengelolaan, penyimpanan dan pemasaran sehingga komoditas yang baru kita panen akan sampai ditangan konsumen melalui jalur pemasaran. Saat panen yang tepat adalah ketika biji telah masak atau 90-85% malai padi telah menguning. Benih padi yang telah dipanen masih bercampur dengan kotoran dan benih-benih yang tidak baik, (Umar, S. 2010).

BAB IIIMETODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan

v Alat :
1.    Cangkul                            9.   Sabit
2.    Parang                              10. Ajir
3.    Meteran gulung                11. Tali Rafiah
4.    Map plastik                      12. Spidol
5.    Tugal                                13. Alat tulis
6.    Gembor                            14. Timbangan 1 kg
7.    Curter                               15. Kalkulator
8.    SPAD meter
v Bahan :
1.    Urea
2.    Sp 36
3.    KCL
4.    Pestisida
5.    Furadan 3G
·      Membuat bedengan berukuran 3m X 2 m. Satu kelompok mempersiapkansatu bedengan. Jarak antar bedeng yan lain adalah 0,5 m. Meluruskan bedengan dengan bedengan kelompok lainnya.
·      Memberi  batas petakan dengan menggunakan ajir, kelilingi bedengan dengan tali raffia  Membersihkan lahan dari gulma atau sisa-sisa tanaman yang ada. Melakukan pengolahan tanah dengan cara penggemburan menggunakan cangkul.
·      Meratakan permukaan tanah pada petakan sehingga tinggi permukaan tanah sama, tinggi bedengan dibuat 30 cm.
·      Sebagai pembatas antar bedengan, membuat  siring/parit berukuran 0,5 m dengan kedalaman 0,3 m.

a.    Membuat alat bantu jarak tanam ( cablak/caplak ). Cara pembuatan cablak tali:
·      Menyiapkan 1 utas tali raffia sepanjang 3,5 meter dan 2 utas tali sepanjang 2,5 meter.Kedua tali ini akan menjadi tali utama.
·      Menyiapkan potongan tali raffia sepanjang 15cm, warna tali raffia yang berbeda dari tali utama. Tali tali kecil ini berfungsi sebagai tali penanda jarak tanam.
·      Mengukur darikedua ujung tali utama jarak 25 cm, beri penanda dengan spidol. Selanjutnya menyesuaiakan dengan jarak tanam padi gogo yaitu 20 cm x 20 cm, memberi penanda dengan spidolhingga selesai di ujung tali.setiap titik spidol di tali utama membuat simpul-simpul dengan tali raffia penanda jarak tanam.
b.    Menghitung Kebutuhan Benih dan Mempersiapkan Benih
·      Mengambil benih padi gogo
·      Membersihkan benih dari kotoran biji lain, pasir dsb
·      Memilih benih yang utuh, tidak berlubang dan tidak berjamur
·      Menghitung jumlah benih padi gogo yang dibutuhkan untuk petakan jika ditanam 2 benih pada setiap lubang.
c.    Penanaman
·      Membersihkan petakan dari gulma yang tumbuh
·      Menentukan letak lubang tanam pertamaberdasarkan jarak yang akan diaplikasikan, yaitu dengan menetapkan letak tanaman sudut yaitu ½ x jarak tanamnya kemudian meletakkan tanaman berikutnya mengikuti jarak tanam.
·      Merentangkan tali cablak ukuran 2,5meter yang telahdisiapkan sebelumnnyapada kedua sisi lahan, mengikatbagian ujungnya pada ajir.
·      Merentangkan tali cablak 3,5 meter pada sisi lahan kemudian ikatkan ujungnya pada ajir.
·      Membuat lubang tanam dengan kedalaman 5-7 cm sesuai jarak tanam dengan menggunakan tugal tepat pada simpul tali jarak tanam.

d.   Menanam dan Melakukan Pemupukan Dasar
·      Memasukan Furadan 3G sekitar 10 butir per lubang tanam.
·      Menanam benih yang tersedia dengan cara memasukan benih sebanyak 2 butir persetiap lobang tanam
·      Setelah selesai menanam satu barisan, memindahkan tali 2,5 M  ke tanda jarak tanam berikutnya
·      Memeriksa bahwa lubang tanam ada benihnya dan Furadan yang dimasukan, kemudian lubang tanam ditutup dengan tanah yang remah.
·      Melakukan pemupukan dasar dengan dosis yang sudah di tentukan, dengan cara membuat alur terlebih dahulu berjarak 10 cm sejajar dengsn barisan tanaman, kemudian menaburkan pupuk, lalau di timbun
·      Melakukan  pengairan dengan cara menyiram pada setiap alur lubang tanam hingga cukup basah.
·      Membuat label nama kelompok dll pada masing-masing petakan dengan menggunakan spidol dan map plastik berukuran 30 cm x 15 cm.
A.  Menghitung Daya Tumbuh dan Penentuan Sampel
1.    Melakukan pengamatan secara umum terhadap semua tanaman dalam petakan meliputi :
·      Daya tumbuh tanaman, dengan cara menghitung jumlah benih yang tumbuh di seluruh petakandan mebandingkan drngan jumlah benih yang ditanam.
Tanaman yang tumbuh
X
100%
Benih yang di tanam

            daya tumbuh =

·      Tipe perkecambahan, mengamati posisi endosperm kecambah kemudian menggambar secara benar posisi endosperm terhadap akar dan batang dari padi gogo. Mengamati apakah endosperm muncul diatas permukaan tanah atau tetap tinggal didalam tanah.
·      Populasi Tanaman                                         
Luas area


Jarak tanam

 Populasi tanaman =

2.    Membuat diagram pada tanaman pada petakan padi gogo
3.    Membuat nomor urut 1 sampai dengan terakhir, tidak termasuk tanaman pinggir
4.    Membuat kocokan arisan sejumlah tanaman diatas
5.    Mengambil secara bertahap sebanyak tanaman sampel
6.    Membuat tanda pada tanamandi lapang sesuai sampel yang terpilih
7.    Merawat tanaman sebaik mungkin
8.    Melakukan penanaman susulan (penyulaman) pada lubang tanam yang benihnya tidak tumbuh atau tidak normal tumbuh dengan menggunakan benih dan cara yang sama dengan penanaman awal.
9.    Melakukan penjarangan 1 MST pada lubang tanam yang memiliki tanaman lebih dari 1 dan menyisakan tanaman yang sehat.

B.  Penentuan Sampel dan Pengamatan Pertumbuhan Tanaman
1.    Menentukan tanaman sampel dengan cara acak sebanyak 5 tanaman setiap petak.menghindari tanaman pinggir sebgagai tanaman sampel
2.    Memasang ajir dan label dengan nomor sampel pada setiap tanaman sampel yang terpilih
3.    Melakukan pengamatan peubah pertumbuhan vegetatif tanaman sesuai jadwal yang telah ditetapkan melakukan pengamatan peubah perkembangan generative tanaman ketika tanaman telah memasuki fase generative.
4.    Variabel pertumbuhan diamati pada minggu ke-6, 7, 8 dan saat panen. Pengukuran variabel  pertumbuhan yang diamati meliputi tinggi tanaman, diameter batang, dan luas daun.
Tanaman monokotil. Tinggi tanaman diukur dari pangkal batang/ permukaan tanah hingga ujung daun tertinggi dengan menguncupkan tanaman secara vertikal.
Tanaman dikotil. Tinggi tanaman diukur dari pangkal batang / permukaan tanah hingga titik tumbuh tanaman.
C.       Pengendalian OPT
1.    Mengamati jenis gulma yang tumbuh ( gulma berdaun lebar atau berdaun sempit ) menggambar jenis gulma tersebut dan member keterangan.
2.    Melakukan pengendalian secara manual (mekanik) dengan cara mencabutinya atau menggunakan arit semua gulma yang tumbuh pada petakan dan sekitar petakan, Lalu dikumpulkan gulmanya dan dibuang jauh-jauh dari petakan.
3.    Mengamati dan menulis gejala atau kelainan yang dijumpai yang disebabkan oleh hama atau penyakit.
4.    Melakukan pengendalian OPT secara manual denan menangkap hama tersebut dan membunuhnya.
5.    Menghitung kebutuhan pupuk dengan rumus perhitungan
Luas lahan yang ditanami
X
Dosis pupuk per Hektar
Luas lahan 1 Hektar
                                                                   
                                 

D.  Teknik Pengamatan dan Metode Analisis Pertumbuhan Tanaman
1.    Mengambil 5 sampel sebagai objek pengamatan. Lakukan pengukuran terhadap tinggi/panjang tanaman, diameter batang, jumlah daun, luas daun, tingkat kehijauan daun, dan bobot tanaman dengan cara :
·      Mengukur total tinggi tanaman dengan cara mengukur panjang tanaman dari pangkal batang ke ujung daun terjauh dari pangkal batang.
·      Mengukur diameter batang dari sisi batang yang berukuran maksimum dua ruas dari bawah.
·      Menghitung luas daun.
·      Menghitung luas helaian daun
·      Nilai rata-rata luas helaian daun
·      Menghitung jumlah anakan setiap sampel
2.    Mencatat hasil pengamatan dalam suatu tabelyang sistematis
3.    Melakukan perhitungan analisis pertumbuhan tanaman dari data berikut dengan menggunakan rumus :
·      ILD : (Jumlah daun x rata rata luas daun) / luas area tanaman
·      NPA : bobot bagian tanaman diatas permukaan tanah : bobot bagian tanaman dibawah permukaan tanah
4.    Mencatat hasil perhitungan analisis pertumbuhan secara sistematis dan rapi.

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.1   Daya Tumbuh
           
Daya tumbuh = Tanaman yang tumbuhx 100%
                                                                        Jumlah benih
= 82 x 100%
200
                                                 = 41,5  %
            Populasi =  Luas  area =    3 m x 2 m
                              jarak tanam     20 cmx20cm
                                                =   300 cm x 200 cm
                                                      20 cm x20 cm
                                                = 60000 cm
                                                     400 cm
                                           = 150 tanama
n

4.1.2   Table Pengamatan

Minggu ke -1
Sampel
Tinggi tanaman (cm)
Jumlah daun
Jumlah anakan
1
49
49
12
2
52
56
13
3
44
49
7
4
49
92
15
5
55
64
11
6
66
103
32
7
58
82
23
8
44
27
8
9
52
73
17
10
57
67
10

Minggu ke - 2
Sampel
Tinggi tanaman (cm)
Jumlah daun
Jumlah anakan
1
61
88
19
2
58
106
21
3
51
77
29
4
56
159
28
5
58
68
45
6
69
208
62
7
62
116
27
8
63
72
15
9
53
106
29
10
67,5
88
20

Minggu ke – 3
Sampel
Tinggi tanaman (cm)
Jumlah daun
Jumlah anakan
1
64
90
21
2
60
109
24
3
46
53
9
4
52
96
17
5
53
66
14
6
72
220
47
7
66
130
66
8
69
79
30
9
56
120
33
10
69
93
24

Minggu ke – 4
Sampel
Tinggi tanaman (cm)
Jumlah daun
Jumlah anakan
1
66
93
21
2
62
109
24
3
47
54
9
4
54
98
18
5
56
67
14
6
72
217
46
7
64
128
65
8
68
76
30
9
57
122
33
10
69
90
24


Minggu ke – 5(Panen)

Sampel
Tinggi Tanaman (cm)
Jumlah Daun
Jumlah anakan
Bobot segar tanaman
Luas daun x 0,76
Kehijauan daun
Diamteter
1
61
94
17
1
18,24
36,6
1,41
2
65
85
15
1,4
16,41
35,7
1,51
3
68
66
20
2
35,56
36,2
1,5
4
63
123
20
1,6
20,9
32,7
1,27
5
55
120
19
1,3
18,46
36,5
1,35
6
76
176
35
4,1
26,76
32,7
1,52
7
73
180
40
3,3
20,64
43,5
1,32
8
73
69
20
2,1
20,32
38,6
2,1
9
51
140
22
1,5
24,24
33,2
1,21
10
71
115
21
2
31,92
36,2
1,21


4.2 Pembahasan       

Dalam  melakukan  praktikum  Dasar Dasar Agronomi, Praktikum ini dilakukakn dilahan dekat gedung laboratorium Agroekoteknologi selama kurang lebih 3 bulan. Praktikum diawali dengan beberapa tahap sehingga mendapatkan hasil pengamatan yang telah dipaparkan. Tahapan pertama praktikum diawali dari persiapan, seperti membuat petakan dengan ukuran 2 x 3 meter dengan tali rafia lalu menggemburkan tanah dengan cangkul. Setelah persiapan lahan selesai, waktunya persiapan tanam. Sebelum penanaman Padi Gogo, yang pertama dilakukan yaitu dengan membuat lubang tanam sebanyak 150 lubang dengan jarak 20 x 20 cm. Lubang dibuat menggunakan tugal dengan kedalaman 2cm dan setiap lubang ditanam masing-masing dua benih Padi Gogo sehingga total 300 benih.
Setelah pengolahan lahan akhirnya benih dimasukkan, setelah itu Furadan dimasukkan bersama dengan benih agar benih tidak dimakan serangga. Setelah di tutup baru lah membuat siring kecil petak disekitar area benih dimasukkan dengan memasukkan pupuk Urea, SP-36, dan KCL, dengan dosis pupuk untuk padi Gogo adalah 100 g Urea, 150 g SP- 36 dan 100 g KCL. Cara pemupukannya semua pupuk dicampur jadi satu, lalu membuat siring kecil atau larikan dekat barisan tanaman (sekitar 5 cm dari barisan tanaman dengan kedalaman antara 2-3  cm), pupuk ditabur sepanjang larikan kemudian ditutup kembali dengan tanah. Kegiatan ini dilakukan untuk tanaman agar menyerap hara karna manfaat dari 3 pupuk tersebut. Untuk pemberian pupuk urea diberikan dua kali, pertama pada awal penanaman, lalu diberikan lagi pada minggu kelima setelah tanam.
Setelah satu minggu tanam padi gogo menunjukkan pertumbuhannya jumlah yang tumbuh sebanyak 86 lubang dari 150 lubang yang ditanami benih, daya tumbuh yang diperoleh adalah 57,3%, hal ini menunjukkan bahwa hampir setengah dari benih telah tumbuh. Benih yang tidak tumbuh di petakan yang lain berjumlah 64 lubang dikarena terlalu dalam memasukkan benih, benih busuk karena cuaca hujan dan juga dimakan oleh serangga. Sehingga dilakukan penyulaman untuk memenuhi lahan yang kosong karena padi yang tidak tumbuh dan berkembang, penyulaman yaitu penanaman kembali benih dengan cara dan perlakuan yang sama pada waktu penanaman awal. Penyulaman yang dilakukan hanya pada lubang yang tidak tumbuh tanaman benih dan dilakukan 2 kali karena saat penyulaman kedua banyak tanaman yang tidak menunjukkan pertumbuhannya lagi karena cuaca dan serangga yang memakan benih sehingga melakukan penyulaman kembali.
Pada setiap lubang tanam, tanaman yang dibiarkan hidup hanya satu tanaman saja. Maka dari itu dilakukan penjarangan, penjarangan dilakukan dengan menggunting salah satu tanaman dari dua tanaman yang tumbuh pada satu lubang dan hanya membiarkan satu tanaman padi gogo yang tumbuh. Hal ini perlu dilakukan agar tanaman tidak kekurangan unsur hara yang akan menyebabkan perkembangan dan pertumbuhan tanaman terhambat.
Pengamatan pertumbuhan tanaman padi gogo yang dilakukan pada 5 sampel. Penentuan tanaman sampel sebenarnya dilakukan secara acak namun karena kondisi tanaman yang dilakukan penyulaman sehingga tanaman dipilih menurut praktikan yang baik. Sampel yang diwajibkan hanya berada di tengah petakan tidak boleh sampel yang berada dipinggir petakan. Jika sampel di ambil dari pinggir, maka akan banyak gangguan yang mudah datang terhadap tanaman, karena tidak ada penghalang jika serangan hama datang karena 5 tanaman ini akan diamati selama 5 minggu.
Pertumbuhan tanaman 5 sampel yang diamati sebelum panen dalam waktu lima minggu yaitu tinggi tanaman, anakan tanaman dan jumlah daun tanaman. Dilihat dari pertumbuhan tinggi tanaman, padi gogo mengalami kenaikan tinggi batang disetiap minggunya. Sampai minggu ke 3 pun padi mengalami kenaikan, karena unsur hara yang diperoleh. Fase vegetatif pada padi gogo pada minggu 1-4 dimana telah menunjukkan pertumbuhan tinggi tanaman dan generatif pada minggu ke 5. Tinggi tanaman diukur dari atas permukaan tanah tanaman sampai tinggi tanaman (daun), yang paling tinggi adalah tanaman yang paling tua dan tidak lagi memproduksi anakan.
Tinggi tanaman dapat dilihat pada grafik diatas, pada sampel 1 minggu pertama dan kedua mengalami penurunan yang disebabkan tanaman mati. Tetapi pada sampel pada sampel 2 tinggi tanaman terus mengalami kenaikan tetapi tidak sama hal nya dengan jumlah daun pada sampel kedua yang kenaikannya hanya pada minggu ke 4 dan pada minggu ke 5 atau panen jumlah daun mengalami penurunan hingga hampir 50%.   Sedangkan pada smampel 2,3,4 dan 5 tinggi nya tetap mengalami kenaikan tetapi tidak dengan jumlah daun dan jumlah anakannya, jumlah daun dan jumlah anakan hanya tumbuh optimum pada minggu ke 4 dan ketika memasuki minggu ke 5jumlahnya menurun seperti yang ada pada grafik diatas.
Pengendalian OPT dilahan pada padi tidak dilaksanakan karena saat masih menakar pestisida untuk di masukkan ke sprayer, hujan deras turun di area lahan sehingga untuk pengendalian OPT tidak bisa dilaksanakan dengan baik karena takutnya walaupun dipaksa untuk menyemprot pestisida setelah itu hujan maka hujan akan membawa pestisida sehingga percuma untuk menyemprot pestisida untuk membasmi OPT. Karena pestisida yang dibawa oleh hujan nantinya tidak berguna untuk tanaman Padi Gogo, sehingga tidak dilaksanakan.OPT pada tanaman padi gogo seperti gulma tidak perlu dikhawatirkan karena hanya gulma gulma kecil yang tumbuh.
Selanjutnya pengamatan setelah panen yaitu pengamatan jumlah anakan produktif. Pengamatan pada jumlah  anakan dilakukan pada minggu pertama. Dan hasil pengamatan dari minggu pertama sampai minggu ke-5 mengalami peningkatan jumlah anakan.Jadi, anakkan dari tanaman padi gogo dapat disebut sebagai anakkan produktif. Jumlah bobot basah perumpun diperoleh dari berat batang padi sampel yang telah dicabut dari lahan dan akar padi gogo yang telah dipotong dari batang padi lalu kemudian dicuci agar bersih dari tanah, satu persatu batang ditimbang lalu akar ditimbang berdasarkan sampelnya. Pada pemanenan tanaman padi gogo sudah terdapat malai tetapi pada salah satu sampel belum tumbuh malai, walaupun tinggi tanaman, jumlah daun dan jumlah cabang anakkan meningkat. Tanaman yang belum tumbuh malainya itu adalah tanaman yang hasil penyulaman jadi pertumbuhannya lebih lambat dibanding tanaman yang lain.
            Pada tanaman padi tidak ada bobot kering tanaman melainkan hanya bobot segar tanaman. Menentukan bobot segar tanaman dengan menimbang tanaman padi serta akarnya tetapi dengan syarat akarnya sudah dibersihkan dan tidak ada lagi tanah yang melekat diakar tersebut sedangkan untuk menentukan luas daun dengan metode gravimetri. Pada sampel 1 diminggu ke dua tanaman padi mati hal itu terjadi karena pada saat pemberiaan furadan disampel ke 2 terlalu banyak sehingga akar padi yang masih berkecambah tidak tahan dengan furadan yang panas.

BAB VPENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dalam pembudidayaan tanaman padi langkah pertama yang harus diperhatikan adalah pengolahan tanahnya, kemudian dilanjutkan dengan pemilihan bibit unggul agar mendapat hasil panen yang maksimal, persemaian, penyiangan lahan dari gulma, pemupukan, biasanya pemupukan itu dibenamkan pada siring siring tanaman yang telah dibuat, perlindungan tanaman padi terhadap hama, dan yang terakhir adalah masa panen, panen biasanya ditandai dengan gabah sudah berwarna kuning dan buah padi sudah terlihat menunduk karena sudah terisi beras

5.2 Saran

            Sebaiknya benih yang digunakan pada saat penanam kualitas benih yang baik sehingga tanaman yang sudah ditanam dapat menghasilkan tanaman yang bagus. Pembudidayaan tanaman padi harus terus ditingkatkan supaya para mahasiswa dapat mengetahui bagaimana cara membudidayan tanaman padi gogo tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Adinugraha,H.A,et al.2007.tekhnik perbanyakan vegetative jenis tanaman padi gogo.Balai Besar Penelitiaan Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman.Info Teknis Vol.5 No.2

Ahira,anne.2010.Penggunaan Pupuk Urea Pada Iklim Tropis.Karnisius : Jakarta

Haris A.S.2009.Studi Pemupukan Kalium Terhadap Kalium Terhadap Pertumbuhan.Fakultas Pertanian : Universitas Muria Kudus ISSN 1979-6870

Hantoro,F.R.P.2007.Teknologi Budidaya Padi gogo.Badan Penelitiaan dan Pengembangan Pertanian : Jawa Tengah

Morla,S..2011. Factors affecting seed germination and seedling growth of rice plants cultured in vitro conditions.jurnal of chemical,Biologi and Physical 1:328-334

Mulyana.2012.Untung Besar Dari Bertanam Padi.Agro Media Pustaka : Jakarta

Nurussintani,W.2013.Perlakuan Pematahan Dormansi Terhadap Daya Tumbuh Benih Varietas(Oryza sativa).jurnal Produksi Tanaman 1 : 86-93

Pahan.2010.Panduan Lengkap Padi gogo.Penebar Swadaya : Jakarta

Pracaya.2009.Hama dan penyakit tanaman.Penebar Swadaya : Jakarta

Siregar,H.2004.Analisa Pertumbuhan Padi.Jurnal Kebun Raya Indonesia

Taufikkurahman,A.S.2010.Petunjuk Pratikum Silvikultur :UMM Malang

Widianto.2007.Penanaman Semusim.Karnisius.Yogjakarta

Teguh yuwono.2008.Optimalisasi Penjarangan dan Penerapan Daur Ganda.rimbawan media komunikasi kehutanan Indonesia



Umar,S.2010.Teknologi Alat dan Mesin Pasca Panen Sebagai Komponen Pendukung Usaha Tani Padi Gogo Dilahan Kering Vol.7,No.2:75-81